Dedi Mulyadi Polisikan Surat Bodong Pencalonan Ridwan Kamil
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Ia akan melaporkan kasus surat bodong pencalonan Kepala Daerah Jawa Barat ke Kepolisian, Senin (25/9). (Foto: Detikcom/Reno Hastukrisnapati Widarto)
Jakarta - Pemalsuan surat keputusan Partai Golkar tentang penunjukkan Ridwan Kamil sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat akan dilaporkan ke Kepolisian.
Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, palsunya surat itu sudah ditegaskan oleh Sekjen partai Golkar Idrus Marham.
"Karena itu maka DPD Partai Golkar Jawa Barat akan melapor ke Mabes Polri atau Polda Jabar. Hari Senin (25/9) kita laporkan. Kalau bodong kan berarti tanda tangan Sekjen dan Ketum (Partai Golkar) dicatut. Berarti kan ada pelanggaran pidana di situ," cetus Dedi, kepada CNN Indonesia, melalui sambungan telepon, Jumat (22/9).
Tampilan surat Pengesaha pasangan Calon Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat yang banyak disebar di pesan WhatsApp itu tampak meyakinkan. Tandatangan Idrus, dan juga Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto tertera di situ. Hanya nomor suratnya yang belum ada.
Dalam surat itu, DPP Partai Golkar mengesahkan Mochamad Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai pasangan calon Kepala Daerah yang diusung Partai Golkar pada Pilkada Jabar 2018.
Daniel sendiri merupakan putra tokoh Golkar, Irianto MS Syafiuddin (Yance), yang merupakan mantan Bupati Indramayu. Ia kini menjadi Anggota Komisi V DPR RI.
Menurut Dedi, yang juga merupakan Bupati Purwakarta, keberadaan surat bodong itu berarti ada pihak yang mengunggahnya dengan cara memindai dan mengetik surat yang seolah resmi dari Partai Golkar, dan mencatut tanda tangan kedua pimpinan Beringin itu.
Ia sendiri enggan berandai-andai soal pelakunya, serta kemungkinan adanya manuver politik di internal Partai Golkar.
"Ya bisa aja. Manuver politik kan biasa aja," aku dia. "Itu pelanggaran organisasi berat, kalau dilakukan orang dalam. Untuk menjaga kewibawaan partai, maka DPD Partai Golkar Jawa Barat memutuskan untuk lapor Polisi," Dedi menambahkan.
Sejak awal kemunculan surat itu, Dedi melihat adanya kejanggalan. Alasan utamanya, rangkaian rapat pengusungan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat dari Partai Golkar sudah dilakukan melalui rangkaian rapat, sejak Juni hingga September.
Tentang pencalonan, Dedi menyebut itu memang sempat dibahas dalam salah satu rapat. Yakni pada 1 Agustus. "Saya sendiri sebagai bakal calon Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat. Tidak pernah ada penetapan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien," tukasnya.
Sumber : CNN Indonesia