Membuka Jalur Pulang Pengungsi Rohingya
Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi berencana akan membuka jalur kembali bagi pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar.
MYANMAR - Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi menyerukan dukungan global untuk penyelesaian krisis pengungsi Rohingya. Suu Kyi meminta masyarakat internasional untuk membantu Myanmar agar dapat bersatu tanpa memandang garis agama dan etnis. Dalam pidato pertamanya sejak terjadi kekerasan terbaru di Rakhine, yang mengundang banyak perhatian dunia, Suu Kyi pun berencana akan membuka jalur pulang pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar.
“Benci dan ketakutan adalah momok utama di dunia. Kami tidak ingin Myanmar menjadi negara yang terbelah dalam keyakinan agama atau etnisitas. Kita semua memiliki hak atas beragam identitas kita,”, kata Suu Kyi, seperti diberitakan AFP.
Suu Kyi pun tidak lupa mengungkapkan keprihatinannya untuk semua kelompok yang terpaksa menjadi pengungsi akibat pecahnya kekerasan. Dia lantas mengatakan, Myanmar siap kapan pun untuk mengambil kembali pengungsi.
Tidak jelas berapa jumlah warga Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar, diperkirakan sekitar 410.000 orang. Di sisi lain, kubu militer Myanmar menegaskan tidak akan menerima kembali orang-orang yang terkait dengan terorisme (ARSA).
Di dalam negeri, para pendukung Suu Kyi mengatakan, perempuan berusia 72 tahun itu tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan tentara. Suu Kyi disebut berada dalam sebuah pembagian kekuasaan yang sangat rumit.